Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan - Untuk segala sesuatu ada waktunya

Pengkhotbah 3:1-12

1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;

6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?

10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.

11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.

Renungan - Untuk segala sesuatu ada waktunya


Allah mempunyai rencana kekal yang mencakup semua maksud dan kegiatan setiap orang di muka bumi. Kita harus mempersembahkan diri kepada Allah sebagai persembahan kudus, membiarkan Roh Kudus melaksanakan rencana Allah bagi kita, dan berhati-hati agar kita tidak ke luar dari kehendak Allah sehingga kehilangan waktu dan maksud yang ditetapkan-Nya bagi hidup kita.

Perenungan pengkhotbah bisa dianggap frustrasi. Hidup sudah diatur begitu rupa oleh Tuhan, tidak lagi ada kebebasan. Bisa juga dianggap sesuatu yang positif. Hidup teratur di tangan Allah, aman, terpola punya makna. Jadi dari frustrasi, pengkhotbah bisa bersukacita. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya".

Pernahkah Anda berangan-angan sekiranya bisa ingin "memutar sang waktu" kembali untuk mengulang beberapa peristiwa menyedihkan atau menyenangkan di masa lampau dalam kehidupan ini agar Anda mampu memperbaiki ataupun mengalaminya sekali lagi?

Firman Tuhan dalam nas ini mengingatkan kita bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Masa adalah suatu kurun waktu tertentu yang ada awalnya dan ada akhirnya. Yang dimaksud "segala sesuatu" dalam nas ini meliputi tiga hal (ayat 1-8) yaitu:

1.    Kegiatan sehari-hari seperti menanam-mencabut; merombak-membangun; merobek-menjahit; mencari untung-merugi.

2.    Kejadian yang melibatkan perasaan seperti menangis-memeluk; tertawa-meratap; mengasihi-membenci; berbicara-berdiam diri.

3.    Peristiwa kehidupan seperti lahir- meninggal; perang-damai.

Hal yang sama juga kita alami yakni pada waktu kita masih anak kecil, kita sering bersepeda dengan ditemani oleh orang tua atau yang lain. Namun, masa itu tidak selalu ada; sekarang kita sudah besar atau dewasa dan tidak lagi orang tua menemani kita bersepeda. Oleh karena itu, menurut Raja Salomo tindakan yang terbaik menyikapi masa hidup ini ialah dengan berlaku bijak.

Jika Allah telah menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu, maka jalan terlogis bagi manusia ialah memahami dengan tepat kehendak Allah dalam hidupnya setiap saat. Pengkhotbah memberikan nasihat tepat, ketika dia menyatakan yang paling baik bagi seorang manusia ialah bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.

Masa hidup kita ini ada dalam perhitungan-Nya karena Dialah Tuhan yang mengatur "segala sesuatu" tersebut menjadi indah bagi kita. Masa hidup kita masing-masing berisikan kehendak dan pemeliharaan Tuhan oleh karena itu, percayakan kepada-Nya.

Posting Komentar untuk "Renungan - Untuk segala sesuatu ada waktunya"