Khotbah Terbaru Tahun 2023 - Pengharapan di dalam Tuhan
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu. Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. (Amsal. 3:3-10 ITB)
Hello sobat terkasih di dalam Kristus, pasti setiap kita memiliki
ekspektasi atau harapan yang kita ingin ketika melangkahkan kaki ke tahun yang baru, banyak hal yang kita rasakan di tahun yang telah kita lewati baik kenangan indah, suka cita,
kebahagian maupun suka duka yang kita alami. Ingat sobat bahwa semuanya itu ada
makna di dalamnya yaitu mendorong kita untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan dan
mengharapkan-Nya sebab kita tahu bahwa kita ini terbatas. Pasti setiap kita ada
harapan dan impian yang diinginkan ketika kelangkah ke tahun
yang akan datang, mungkin di hari-hari atau di tahun sebelumnya masih belum tercapai yang
kita harapkan. Setiap hari, bulan dan tahun kita terus intropeksi diri, apa
yang harus terus kita perbaiki. Nah… selain kita mengintropeksi diri ada
beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk menerima pengharapan dari Tuhan.
Hal Apa Yang Harus Kita Persiapkan Untuk Menerima Pengharapan Di
Dalam Tuhan?
1.
Tetap setia kepada Tuhan ay. 3,4
Kesetiaan merupakan
sesuatu hal yang diharapkan setiap orang ketika ada kesepakatan atau janji yang
telah dibuat, atau juga dalam suatu pekerjaan, apalagi dalam suatu hubungan
inilah yang diinginkan setiap orang supaya setia kepada orang yang di kasih
baik teman, keluarga, kekasih, suami istri dan lain sebagainya. Mungkin dalam
kesetiaan ini pasti ada kalanya kita tidak mampu melakukannya karena masih ada
ego di dalam diri kita lebih mengikuti keinginan diri. Nah untuk itu ketika di
dalam Tuhan apakah masih ada hal yang kita simpan sehingga kita tidak mau
mengikut sertakan Tuhan dalam rencana yang sudah kita buat karena mengangga
mampu melakukannya.
Dalam ayat 3, ada suatu
peringatan kepada kita supaya jangan kasih setia kita kepada Tuhan kendor,
melainkan terus mengingat akan janji-janji-Nya. Terus mengandalkan Tuhan dalam
segala suatu yang kita lakukan. Kita tahu bahwa kesetiaan Tuhan adalah salah
satu dari tema-tema agung Alkitab “Tuhan adalah setia”. Tuhan kita dapat
diandalkan, Jadi kita dapat mengandalkan Dia dan limpahan janji-janji-Nya.
“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus,
Tuhan kita, adalah setia” (1 Korintus 1:9). Tuhan yang benar dan yang kekal,
yang sudah mengundang kita ke dalam persekutuan yang intim dengan Anak-Nya,
adalah Tuhan yang dapat diandalkan, jadi kita dapat percaya kepada Dia dan
kepada janji-janji-Nya. Ketika kita setia kepada Tuhan maka janji-Nya adalah
akan mendapat kasih dan pengharapan dalam pandangan Allah dan manusia.
2.
Percayalah kepada Tuhan 5,6
Kalau kita percaya
kepada Allah, kita akan melakukan segala sesuatu sesuai keinginan-Nya. Kita
harus sungguh-sungguh percaya kepada Allah, dengan sepenuh hati kita. Dalam
ayat ini ada peringatan kepada kita untuk tidak melakukannya ketika kita
mengikuti Yesus. Peringatan datang dalam kata-kata “janganlah bersandar”
“janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.” Dalam kata bahasa Inggris
bersandar [condong] memiliki konotasi secara fisik condong atau bergerak ke
satu sisi. Ketika kita secara fisik condong ke satu sisi atau sisi yang lain,
kita bergerak dari pusat, kita tidak seimbang, dan kita terjungkir. Ketika kita
secara rohani bersandar pada pengertian kita sendiri, kita condong menjauh dari
Juruselamat. Jika kita condong, kita tidak berada di pusat; kita tidak
seimbang; kita tidak terfokus pada Juruselamat.
Kita perlu mengandalkan
Allah karena cara berpikir kita tidak sempurna dan tidak bisa diandalkan. Kalau
kita hanya mengandalkan diri sendiri atau apa yang kita rasa benar, keputusan
yang kita buat mungkin awalnya terlihat bagus tapi ternyata ujung-ujungnya
buruk. (Amsal 14:12). Allah jauh lebih bijaksana daripada kita. (Yesaya 55:8,
9) Jadi, kalau kita selalu mengikuti petunjuk-Nya, hidup kita akan Bahagia
(Mazmur 1:1-3).
3.
Jangan menganggap diri bijak 7,8
Allah menciptakan kita
menurut gambar dan rupanya, Allah memberi kita hikmat akal budi untuk mengenal
yang baik dan jahat. Manusia merupakan makhluk ciptaan yang paling unik,
keunikan inilah yang membuat banyak orang merasa tidak ada yang lebih bijaksana
dan pintar selain dirinya padahal sesungguhnya sok tahu, bahwa kebijaksanaan
dan kepintaran sesungguhnya hanya Dia yang punya namun diberikan kepada manusia
oleh karena anugerah-Nya.
Karena merasa diri lebih
bijaksana dan pintar daripada orang lain maka tidak heran jika yang
bersangkutan tidak memiliki kerendahan hati untuk terus belajar dan bawaannya
selalu ingin memamerkan kepintarannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, bagi
para pembaca yang saat ini menjadi pribadi yang sok tahu, nats di atas
mengingatkan agar berhenti merasa diri begitu bijaksana dan pintar sebagai
wujud takut akan Dia yang sudah menganugerahkan kita kebijaksanaan dan
kepintaran.
Amsal mengingatkan
anak-anak Tuhan agar tidak menganggap diri sendiri sebagai orang bijak, yaitu
orang yang mampu memecahkan segala masalah dengan adil, kasih, dan benar. Amsal
mengingatkan agar jangan merasa menjadi orang bijak. Mengapa Amsal mengingatkan
agar anak-anak Tuhan tidak menganggap diri bijak? Karena orang yang menganggap
diri bijak adalah orang yang merasa dirinya lebih daripada orang
lain. Akibat sikap hidup yang demikian adalah penderitaan. Tulang-tulangmu
akan sakit semua. Mengapa? Karena kejahatan itu mengikat dan menuntut balas.
Namun, kepada orang yang takut akan Tuhan, Tuhan akan menyembuhkan. “Itulah
yang menyembuhkan tubuhmu, menyegarkan tulang-tulangmu.” Orang yang hidupnya
takut akan Tuhan pasti tidak menganggap diri bijak.
4.
Muliakanlah Tuhan 9,10
Harta adalah titipan
Tuhan bagi kita. Karenanya, harta sejatinya digunakan hanya untuk memuliakan
TUHAN. Mempermuliakan Tuhan dengan harta dan hasil terbaik yang dimiliki telah
diteladankan oleh bapa-bapa leluhur dalam Alkitab. Sebagaimana dapat
diperhatikan melalui persembahan Habel. Persembahan yang dihaturkan kepada Allah
adalah yang terbaik dari yang Habel miliki (Kej. 4:4). Dari apa yang telah
dilakukan oleh Habel, maka nyata bahwa Habel sedang menghormati Allah dengan
hartanya. Dengan berbagai cara kita dapat menunjukkan rasa hormat kita kepada
Allah. Bukan hanya melalui hasil pemikiran, perbuatan baik, dan tenaga, namun
juga harta kita. Oleh karenanya, sebagai orang-orang yang ditebus oleh Tuhan;
baiklah kita memuliakan, menghormati Tuhan juga dengan harta. Sebab segala
sesuatu yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, dan semua anugerah Tuhan
harus ditujukan untuk kemuliaan Tuhan.
Banyak orang memiliki
kecenderungan untuk memamerkan apa yang dimilikinya dan bahkan tidak ada
seorangpun yang tidak pernah tergoda untuk menyombongkan diri. Banyak dari kita
juga seringkali tidak menyadari bahwa kita sedang menyombongkan diri terhadap
apa yang kita miliki, entah itu materi ataupun non materi, seperti kekuasaan,
intelektualitas, termasuk kerohanian.
Salomo mengingatkan kita
bahwa kita harus memuliakan Tuhan dengan harta kita, hal itu berarti kita harus
mengingat bahwa Tuhanlah sumber segala harta yang kita miliki, oleh karena itu
gunakanlah harta dan kekayaan kita untuk memuliakan Tuhan melalui pekerjaan
Tuhan di muka bumi ini dan membantu sesama kita yang memerlukan pertolongan.
Alkitab berkata, “Tetapi
haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan ini” Kalau kita bisa memperoleh
harta dan kekayaan, ingatlah bahwa Tuhan yang memberi kekuatan untuk memperolehnya,
oleh karena itu janganlah sombong dan suka pamer, karena Tuhan membenci
kesombongan. Paulus pernah menegur jemaat di Korintus yang suka pamer
karunia-karunia Roh, untuk itu kita sebagai pengikut Kristus, jangan sampai
kita jatuh dalam kesombongan rohani dan suka pamer kebaikan terhadap orang
lain.
Jadi, ada 4 hal yang harus kita persiapkan untuk menerima
pengharapan di dalam Tuhan untuk menyambut tahun 2022 ini yaitu:
1. Tetap
setia kepada Tuhan
2. Percayalah
kepada Tuhan
3. Jangan
menganggap diri bijak
4. Muliakanlah
Tuhan
TUHAN
MEMBERKATI..
Klik Link di bawah..VV
Posting Komentar untuk "Khotbah Terbaru Tahun 2023 - Pengharapan di dalam Tuhan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.