Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEMAHAMI MAKNA NATAL

Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16.

 

MEMAHAMI MAKNA NATAL - Khotbah natal 2022

Dewasa ini natal sudah menjadi perayaan yang universal, bukan lagi hanya perayaan keagamaan bagi umat Kristiani,. Kendati banyak orang diluar umat Kristiani yang menolak sekedar untuk ikut merayakan natal (bahkan untuk mengucapkan Selamat Natal sekalipun), namun tampaknya lebih banyak lagi orang yang terlibat ”merayakannya”. Merayakan disini tentu bukan dalam arti religius, tetapi dalam arti umum. Sekedar pesta dan bersenang-senang pada hari libur. Bahkan dibeberapa tempat, seperti di diskotik, natal ”dirayakan’secara tidak benar. Dengan hura-hura, pesta pora dan melakukan hal yang tidak sepatutnya. Disisi lain, hiruk- pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, sekalipun dirayakan secara benar, dapat mengaburkan makna natal yang sesungguhnya.

Oleh karena itu mari kita renungkan kembali makna natal yang sesungguhnya, sehingga esensi natal tidak lalu begitu saja oleh hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, bahkan oleh ’perayaan” natal yang tidak benar.

Memahami Makna Natal

Apakah makna natal yang sesungguhnya, mari kita renungkan bersama-sama.

1.    Natal adalah pengorbanan

Makna natal yang sesugguhnya yang pertama adalah pengorbanan. Karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa ( Yohanes 3:16). Manusia yang telah jatuh dalam dosa, seharusnya akan mati menanggung dosa-dosanya., tetapi Allah yang pengasih dan penyayang rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk mati menggantikan hukuman kita. Allah berkorban dalam peristiwa natal, demikian juga dengan orang-orang pada peristiwa natal, mereka juga turut berkorban.

Para majus mempersembahkan persembahan-persembahan mereka: emas, kemenyan dan mur. Demikian juga dengan Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria harus mengorbankan perasaan mereka untuk menerima bayi Yesus yang bukan anak mereka sendiri, dan Ketika mereka masih belum berstatus resmi sebagai suami-istri. Selain itu mereka juga harus berkorban ketika pergi dari Nazaret ke Betlehem, dimana pada waktu itu Maria dalam keadaan mengandung. Dan ketika Herodes Agung berencana membunuh bayi-bayi laki-laki di Betlehem, mereka juga harus mengungsi ke Mesir, sampai Herodes Agung meninggal dunia.

Sah-sah saja jika kita mengharapkan kado-kado natal pada hari natal. Tetapi alangkah baiknya jika kita juga memberikan kado di hari natal ini. Terutama bagi mereka yang kurang mampu. Tetapi yang terutama adalah ”pengorbanan kita bagi Yesus, yang telah rela dating ke dunia untuk membebaskan kita dari belenggu iblis dan dosa serta memberi kita hidup di dalam sorga bersama-Nya. Pengorbanan apakah yang telah kita bawa untuknya?

2.    Natal adalah Solidaritas.

Makna natal yang sesugguhnya yang kedua adalah solidaritas. Anak Allah yang kudus rela datang ke dunia dan menjadi sama seperti manusia. Dia adalah Allah. Namun Ia rela mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang manusia/hamba agar bisa mati bagi dosa-dosa dunia (Filipi 2:5-8). Yesus adalah Tuhan, turun dari singgasana-Nya di sorga dan datang ke bumi dengan cara berinkarnasi, mengambil rupa seorang manusia dan tinggal diantara manusia ( Yohanes 1:1, 14). Yesus tinggal diantara manusia yang berdosa, bejat dan memberontak kepada Allah . Ia melakukan hal itu agar ia dapat melayani manusia dan mati bagi mereka. Itulah sebabnya nama-Nya disebut Imanuel: Tuhan beserta kita ( Matius 1:2-23). Lewat natal ini kita diingatkan untuk menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan terhadap mereka yang terhilang, miskin, terpinggirkan dan menderita.

3.    Natal adalah kesederhanaan.

Makna natal yang sesungguhnya yang berikutnya adalah kesederhanaan. Anak Allah yang kudus, lahir bukan di Yerusalem, ibu kota Israel, atau Roma, ibu kota Kekaisaran Romawi,tetapi di Betlehem, sebuah kota yang kecil ( Lukas 2:4-6). Dia juga tidak lahir di istana, namun di dalam palungan, atau tempat makanan ternak ( Lukas 2:7). Dia juga tidak lahir di dalam keluarga raja atau bangsawan yang terhormat, juga tidak di dalam keluarga orang kaya, tetapi didalam keluarga tukang kayu yang sederhana, Yusuf dan Maria.

Jika Ia mau, sebenarnya Ia bisa saja memilih lahir di kota besar saat itu, Yerusalem misalnya atau Roma, atau lahir di keluarga kaya atau bangsawan, bukan di dalam keluarga tukang kayu yang sederhana. Namun Ia tidak melakukanya. Ia lahir dan hidup secara sederhana. Kelahiran-Nya pun diberitakan bukan kepada para raja, nabi, atau orang besar, tetapi kepada para gembala-gembala domba yang sederhana. Kita patut merayakan natal secara sederhana, bukan dengan kemewahan, sebab peristiwa natal yang pertama pun sangat sederhana. Tidaklah salah membeli pakaian baru pada hari natal, membuat kue-kue dan makanan yang lezat, menghias gereja dan rumah kita dengan ornamen-ornamen natal, tetapi jangan sampai kesederhanaan natal menjadi hilang dari perayaan natal kita.

4.    Natal adalah universal.

Makna natal yang sesungguhnya yang lainnya adalah universal. Natal adalah bagi semua orang, dari segala bangsa. Hal ini nampak dari pemberitahuan malaikat kepada para gembala di padang Efrata. Malaikat tersebut mengatakan bahwa kabar yang dibawanya ditujukkan bagi segala bangsa ( Lukas 2:10). Hal ini nampak juga dari kedatangan para majus dari timur, yang jelas bukan orang Israel.

Mereka datang dari negerinya untuk menyembah Juruselamat yang baru lahir. Mereka datang bukan dari inisiatif mereka sendiri, tetapi karena dituntun oleh Allah sendiri lewat sebuah bintang di langit. Hal ini menunjukkan bahwa Allah merancangkan natal untuk seluruh bangsa, termasuk orang-orang majus dari timur ini, bahkan kita yang ada di Indonesia. Yesus mencintai semua bangsa di dunia. Ia bukan saja datang untuk orang Yahudi, tetapi untuk segala bangsa yang mau percaya kepada-Nya.

5.    Natal adalah sukacita besar.

Makna natal yang sesungguhnya yang kelima adalah sukacita besar. Peristiwa natal lebih dari 2000 tahun yang lalu, adalah kabar sukacita besar bagi manusia. Malaikat mengatakan kepada para gembala di padang Betlehem bahwa ia membawa kabar baik yang merupakan kesukaan besar ( Lukas 2:10). Mengapa natal merupakan kesukaan besar? Sebab manusia yang sedang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh seorang Juruselamat yang baru lahir, Yesus Kristus, serta memberikan kita hidup yang kekal. Itulah sebabnya para bala tentara sorga bersukacita menyanyikan pujian saat peristiwa natal ini terjadi (Lukas 2:13-14).

Selain para malaikat, orang-orang yang mengalami mujizat natal juga bersukacita dalam peristiwa natal serta bersyukur kepada Allah. Maria memuji-muji Tuhan karena ia sedang mengandung Juruselamat dunia. Demikian juga Zakharia, ia bersyukur kepada Tuhan bukan hanya karena isterinya Elisabet , yang akan melahirkan anak ( Yohanes Pembaptis), tetapi juga karena Yesus Sang Juruselamat dunia. Hal yang sama dapat dilihat dalam nyanyian Simeon, yang menatang Sang Juruselamat ketika masih bayi. Ia bersyukur karena telah melihat Sang Juruselamat manusia (Lukas 2:28-30). Kita patut bersukacita di hari natal ini, dengan memuji-muji Tuhan yang berkenan datang ke dunia untuk berdiam di antara manusia dan menyelamatkan kita dari dosa.

6.    Natal adalah penggenapan.

Makna natal yang sesungguhnya yang keenam adalah penggenapan. Para nabi sebelumnya telah berulang kali menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia, dan yang akhirnya tergenapi dalam peristiwa natal tersebut (Lukas 1:69-75). Tuhanlah bukanlah manusia yang terkadang berdusta. Apa yang difirmankan-Nya pasti terjadi dan tergenapi. Sebelumnya sesaat, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, ribuan tahun sebelumnya, Allah telah menjanjikan bahwa keturunan Hawa ( Yesus), akan meremukkan kepala iblis ( Kejadian 3:15). Hal ini tentu baru akan terjadi tatkala Yesus dating ke dunia sebagai manusia, yakni pada peristiwa natal. Melalui peristiwa natal, kita juga diingatkan untuk tetap percaya pada firman Tuhan, janji dan kasih setia Allah yang tidak akan pernah berubah.

7.    Natal adalah kemenangan

Makna natal yang sesungguhnya yang terakhir adalah kemenangan. Melalui kelahiran Tuhan Yesus, maka kesudahan iblis dan kejahatan semakin dekat. Manusia telah dibebaskan dari dosa.Kemenangan telah tiba bagi manusia. Melalui peristiwa natal orang berdosa telah menang, kuasa iblis telah dihancurkan. Melalui natal, Allah telah melawat umat-Nya, dan memberikan kemenangan dan keadilan bagi mereka (Lukas 1:50-54).

Memang kita masih hidup di dunia yang penu dosa, kejahatan, penderitaan, dan ketidak adilan. Kemenangan kita yang sesungguhya baru terjadi saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, dimana tidak ada lagi dosa, kejahatan, penderitaan dan sakit penyakit. Namun melalui peristiwa natal (kedatangan-Nya kali pertama) kita telah mencapai sebuah tahapan kemenangan.

Merayakan Natal berarti merayakan kemenangan. Bahwa kita telah menang atas sengat dosa dan maut. Bahwa dalam kelahiran Yesus, kita beroleh pengharapan baru akan hidup kekal selamanya. Hal ini juga berarti tidak ada apa pun lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika maut saja sudah dikalahkan, apa lagi yang melebihi itu? Jadi, memaknai Natal dengan kemenangan bisa kita lakukan dengan cara membagi berkat dan memberi bagi yang kekurangan sebagai bukti bahwa kita telah merdeka. Karena hanya orang merdeka yang berani memberi.

Natal sudah seharusnya mengingatkan kita untuk bangkit dari kekalahan dan terus berjuang. Sesungguhnya kita telah diberikan kemenangan dalam melawan iblis, dosa, serta berbagai kegagalan dan penderitaan hidup.

Penutup

Ada tujuh makna natal yang sudah kita pelajari saat ini. Tentu saja masih ada hal lain yang belum kita bahas. Tetapi dari ketujuh hal ini kita melihat bahw natal memiliki makna yang luar bisa. Mari kita sambut natal dengan sukacita. Yesus datang ke dunia, bagi kita.

Posting Komentar untuk "MEMAHAMI MAKNA NATAL"