Pelayanan yang Adil dan Bertumbuh | Kisah Para Rasul 6:1–7
Pendahuluan
Setelah Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta (Kisah 2:1–4), jemaat
Kristen pertama di Yerusalem bertumbuh dengan sangat cepat. Dari hanya
sekitar 120 orang (Kis. 1:15), jumlahnya melonjak drastis:
- 3.000 orang bertobat setelah khotbah Petrus
(Kis. 2:41).
- 5.000
laki-laki percaya
setelah mujizat dan pemberitaan Injil (Kis. 4:4).
- Banyak
lagi yang setiap hari ditambahkan Tuhan (Kis. 2:47).
Mereka hidup dalam persekutuan yang indah:
- Tekun
dalam pengajaran rasul, doa, dan pemecahan roti (Kis. 2:42).
- Saling
berbagi, bahkan menjual harta milik untuk menolong yang kekurangan (Kis.
2:44–45; 4:34–35).
- Ada
kasih, persatuan, dan kuasa Roh Kudus nyata dalam mujizat.
Tetapi, semakin besar jemaat, semakin kompleks juga tantangannya.
- Tekanan
dari luar: penganiayaan oleh imam-imam Yahudi dan mahkamah agama (Kis.
4–5).
- Tekanan
dari dalam: masalah sosial muncul, seperti di Kisah 6, di mana janda-janda
dari kelompok tertentu merasa terabaikan dalam pembagian kebutuhan
sehari-hari.
Namun justru di tengah tantangan itulah jemaat semakin bertumbuh,
karena mereka belajar mengatur pelayanan dengan baik, mengutamakan doa dan
Firman, sekaligus tetap peduli pada pelayanan sosial.
Pertanyaan reflektif: “Bagaimana kita menjaga pertumbuhan gereja tanpa melupakan keadilan dan pelayanan sosial?”
Poin 1: Menghadapi Masalah dengan Bijaksana (ayat 1–2)
- Jemaat bertumbuh, tapi masalah sosial muncul →
sungut-sungut bisa menghancurkan persatuan.
- Para
rasul tidak menutup mata, tapi mengakui masalah itu.
- Prinsip: Gereja yang sehat bukan tanpa
masalah, tapi mampu mengelola masalah dengan kasih dan kebenaran.
- Bandingkan
dengan Amsal 15:22 → “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi
terlaksana kalau penasihat banyak.”
Poin 2: Mendelegasikan Pelayanan dengan Tepat (ayat 3–6)
- Solusi:
pilih tujuh orang yang berkarakter baik, penuh Roh, dan penuh hikmat.
- Delegasi
bukan sekadar membagi tugas, tapi memberi ruang orang lain dipakai Tuhan.
- Para
rasul fokus pada doa dan firman, sementara pelayanan meja tetap berjalan.
- Bandingkan
dengan 1 Korintus 12:7 → “Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan
Roh untuk kepentingan bersama.”
Poin 3: Dampak Gereja yang
Seimbang (ayat 7)
- Setelah masalah diatasi, firman Allah makin
tersebar.
- Pertumbuhan
rohani & sosial berjalan bersama.
- Hasilnya: banyak orang bertobat, bahkan imam-imam
Yahudi percaya.
- Prinsip: Gereja yang adil dan seimbang akan
menjadi kesaksian kuat di tengah dunia.
- Bandingkan
dengan Yakobus 1:27 → ibadah sejati melibatkan Firman dan
kepedulian sosial.
Penutup
- Jemaat
mula-mula mengajarkan bahwa pelayanan sejati mencakup Firman dan tindakan
nyata.
- Ajakan:
- Jangan
takut menghadapi masalah dalam jemaat.
- Belajarlah
mendelegasikan pelayanan sesuai karunia.
- Bangun
gereja yang adil, sehingga Injil diberitakan dengan kuasa.
Posting Komentar untuk "Pelayanan yang Adil dan Bertumbuh | Kisah Para Rasul 6:1–7"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.