Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmat Dimulai dari Takut Akan Tuhan — The Fear of the Lord | Amsal 9:10

 

Hikmat Dimulai dari Takut Akan Tuhan — The Fear of the Lord | Amsal 9:10


Amsal 9:10 — “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN…”

Ilustrasi / Pendahuluan

Bayangin ada dua orang mahasiswa yang baru pertama kali masuk kampus. Dua-duanya sama-sama pinter, IQ tinggi, nilai sekolah top, hafal rumus dan teori.

Yang pertama jalan hidupnya gini: Dia suka minta saran sama orang yang tepat—dosennya, senior, dan bahkan sama Tuhan lewat doa. Kalau bingung ambil keputusan, dia cari firman dulu. Dia nggak merasa paling jago, tapi haus belajar. Hasilnya? Setiap langkahnya makin matang, makin tepat, walaupun nggak selalu instan.

Yang kedua beda banget: Dia ngerasa udah pinter sendiri. Kalau dikasih nasihat dia bales, “Santai, gue tau kok.” Dia ambil keputusan cepat tanpa mikir panjang. Hasilnya? Awalnya keren, tapi makin lama hidupnya mulai keteteran—salah pilih teman, salah arah, bahkan salah tujuan.

Keduanya pinter… tapi hanya satu yang berhikmat.
Kepintaran bisa bikin kita lulus ujian.
Tapi hikmat bikin kita lulus hidup.

Dan Alkitab masuk dengan kata-kata yang keras tapi legit banget:

“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN…” — Amsal 9:10

Dalam bahasa Ibrani, kata “takut” adalah יִרְאָה (yir’ah)—bukan takut kayak dikejar debt collector 😅, tapi rasa hormat yang dalam, tunduk, sadar bahwa Allah jauh lebih besar dan kita butuh Dia dalam setiap keputusan hidup.

Dalam bahasa Yunani Septuaginta (LXX), dipakai kata φόβος Κυρίου (phobos Kyriou)—bukan parnoia, tetapi kesadaran spiritual yang bikin kita hidup hati-hati, bukan sembrono.

Jadi intinya:
Hikmat bukan cuma tahu apa yang benar, tapi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dan di zaman Gen Z yang serba cepat, keputusan kilat, “feeling dulu baru mikir”—Firman Tuhan ngasih reminder klasik tapi evergreen: Kalau hidup mau nggak nyasar, mulai dari hormat dan tunduk pada Allah.

1.   Hikmat Dimulai dari Takut Akan Tuhan — The Fear of the Lord

Amsal 9:10 — “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN…”

Kata Ibrani: יִרְאָה (yir’ah) hormat mendalam, tunduk, menyadari otoritas dan kekudusan Allah.

Bukan takut kabur, tapi takut mengecewakan Tuhan.

Insight klasik + relevansi modern: Di zaman modern banyak orang mengejar pengetahuan Google, YouTube, AI, kursus online Tapi hikmat bukan soal seberapa banyak kita tahu, melainkan siapa yang kita taati.

Aplikasi hidup: Saat ambil keputusan bukan apa maunya gue? tapi apa maunya Tuhan? Doa bukan opsi terakhir, tapi langkah pertama.

2.   Mengenal Allah Membawa Pengertian yang Benar

Amsal 9:10 — “…dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”

Kata Ibrani: דַּעַת (daʿat) pengenalan yang intim, relasional, bukan sekadar informasi.

Aksen teologi: Pengertian sejati bukan didapat dari dunia, tetapi dari mengenal karakter Allah — melalui Firman, doa, dan ketaatan.

Aplikasi: Baca firman bukan sekadar “checklist rohani,” tapi bertanya: “Apa ini mengajar aku tentang karakter Allah?”

Semakin kenal Allah semakin ngerti tujuan hidup makin berhikmat.

3.   Hikmat Allah Mengarahkan Langkah Hidup

Amsal 3:5–6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu… maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Kata Ibrani יָשַׁר (yashar) membuat jalan lurus, menuntun, menghindarkan dari jebakan.

Punchline rohani: Banyak orang pintar bikin rencana, tapi hanya Tuhan yang bisa bikin jalan. Contoh sederhana: Cari pasangan bukan cuma cocok di hati, tapi cocok di iman

Cari kerja bukan cuma gaji gede, tapi memuliakan Tuhan. Pelayanan bukan cuma ramai, tapi taat firman

4.   Hidup Dalam Hikmat Itu Pilihan yang Konsisten Setiap Hari

Efesus 5:15–16 “Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup… dan pergunakanlah waktu yang ada.”

Insight: Hikmat bukan event tahunan… tetapi ritme hidup setiap hari.

Gen Z bilang: “Consistency over vibes.”

Cara sangat praktis: Punya waktu teduh walau cuma 15 menit, tapi konsisten.

Filter teman dan lingkungan orang bijak berjalan dengan orang bijak (Amsal 13:20). Simpan firman dalam hati sebelum simpan masalah di kepala (Mazmur 119:11)

5.   Hidup Berhikmat Menghasilkan Berkat — Bukan Cuma Untuk Kita, Tapi Orang Lain

Yakobus 3:17 “Hikmat dari atas adalah pertama-tama murni, kemudian pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan…”

Insight: Hikmat sejati bikin orang di sekitar kita ikut menikmati damainya Tuhan. Kalau hidup kita makin berhikmat keluarga, teman, pelayanan ikut diberkati.

Tanda orang berhikmat: Bukan makin sombong, tapi makin rendah hati. Bukan makin keras kepala, tapi makin lembut hati. Bukan makin ribut, tapi makin membawa damai

Penutup / Ajakan

Hikmat dunia bikin kita terlihat keren.

Hikmat Allah bikin hidup kita kuat.

Dan semuanya dimulai dari satu titik: Mengambil keputusan untuk takut akan Tuhan.

Bukan musiman.

Bukan saat keadaan sulit saja.

Tapi jadi gaya hidup.

Posting Komentar untuk "Hikmat Dimulai dari Takut Akan Tuhan — The Fear of the Lord | Amsal 9:10"