Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Natal: Kemenangan Melawan Kuasa Kegelapan | 1 Yohanes 3:8

 

Natal: Kemenangan Melawan Kuasa Kegelapan | 1 Yohanes 3:8

PENDAHULUAN

Bayangin gini. Lagi hujan deras, petir menyambar, listrik padam… kamar gelap total. Kita cari-cari lilin atau senter, tapi begitu lilin kecil itu dinyalakan—walaupun cuma satu titik cahaya—gelap langsung mundur. Kegelapan nggak bisa ngelawan cahaya. Dia cuma bisa hilang.

Natal tuh kayak momen lilin itu dinyalakan. Selama berabad-abad manusia hidup di bawah kuasa kegelapan: dosa, rasa bersalah, perbudakan rohani, ketakutan akan kematian, dan tekanan iblis. Tapi waktu Yesus lahir, cahaya Allah masuk ke dunia… bukan sebagai cerita dongeng, tapi sebagai perang rohani beneran.

Alkitab bilang dengan jelas:

“Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan pekerjaan-pekerjaan Iblis.” – 1 Yohanes 3:8 (TB)

Dalam bahasa Yunani, kata “membinasakan” adalah λύσ (lusē) = menghancurkan, melumpuhkan, melepaskan, meruntuhkan otoritas.

Jadi Natal bukan cuma “Yesus bayi cute”, tapi deklarasi perang: Mesias datang untuk meruntuhkan kerajaan kegelapan.[1]

Gereja mula-mula memahami ini. Santo Athanasius (abad ke-4, On the Incarnation) menulis: “The Son of God became man so that He might defeat the devil and free humanity.”[2] (Anak Allah menjadi manusia supaya mengalahkan iblis dan membebaskan manusia.)

1.   Natal adalah Deklarasi Bahwa Perbudakan Dosa Telah Dipatahkan

Yesus lahir untuk menghancurkan otoritas dosa atas manusia Pekerjaan utama iblis adalah mendatangkan dosa (Yohanes 8:44; Roma 6:23). Tapi kelahiran Yesus menandai dimulainya era baru — kuasa dosa kehilangan legalitasnya atas umat Allah. Kata “membinasakan” dalam Yunani: λύσ (lusē) = menghancurkan, meruntuhkan, membuat tidak berdaya.

Yesus nggak hanya mengampuni dosa, tapi menghilangkan KUASA dosa atas hidup kita. “Jikalau Anak memerdekakan kamu, kamu benar-benar merdeka.” — Yohanes 8:36. Setiap orang percaya nggak perlu hidup sebagai korban dosa, tapi sebagai orang yang sudah dibebaskan.

Kalau Yesus sudah hancurkan kuasa dosa, jangan hidup seperti “masih dikekang tali” padahal talinya sudah dipotong. Shame, guilt, dan kecanduan bukan identitas final kita.

2.   Natal Mengumumkan Kekalahan Iblis dan Kerajaan Kegelapan

Inkarnasi adalah pukulan pertama menuju kekalahan total iblis

Misi Yesus bukan defensif… tapi ofensif. Dia datang bukan hanya untuk menyelamatkan, tapi untuk berperang. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya.” — Yohanes 1:5

Di kayu salib, iblis dipermalukan secara publik: “Ia melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa… dan menjadikan mereka tontonan umum.” — Kolose 2:15

Dan setelah kebangkitan: “Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku.” — Matius 28:18. Iblis itu kayak hacker yang udah blocked, tapi masih coba phishing lewat godaan dan kebohongan. Kita menang bukan karena kita kuat, tapi karena “Wi-Fi rohani” kita terhubung ke Kristus Sang Raja.

3.   Natal Menghadirkan Kuasa untuk Hidup Kemenangan Sehari-hari

Karya Yesus bukan cuma untuk dirayakan, tapi dijalankan. Kemenangan Kristus menjadi milik orang percaya lewat kehidupan yang dipimpin Roh Kudus. “Roh yang ada di dalam kamu lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” — 1 Yohanes 4:4

Yesus datang untuk mengubah gaya hidup kita:

        Dari ketakutan keberanian (2 Timotius 1:7)

        Dari kebiasaan dosa kekudusan (1 Petrus 1:1516)

        Dari kehancuran pemulihan (Mazmur 147:3)

Natal bukan cuma sejarah. Natal = kuasa operasional Allah saat ini.

Kristus nggak cuma jadi wallpaper HP kita, tapi operating system kehidupan kita. Kalau Dia Raja, ya biarkan Dia memimpin finansial, relasi, mental, pelayanan, media sosial, bahkan cara kita ngambil keputusan.

Sumber teologi modern pun sejalan: 


[1] Merrill F. Unger, Biblical Demonology – kelahiran Kristus = penembusan sejarah dimana otoritas iblis mulai runtuh.

[2] Wayne Grudem, Systematic Theology – inkarnasi Kristus = permulaan kekalahan definitif terhadap kuasa kegelapan.

Posting Komentar untuk "Natal: Kemenangan Melawan Kuasa Kegelapan | 1 Yohanes 3:8"