Buah Roh dalam Kehidupan Sehari-hari | Galatia 5:22-23
Galatia 5:22-23 (TB): "Tetapi Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."
Pendahuluan: Pohon Jeruk dan Pohon Duri
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, mari kita bayangkan dua jenis
pohon yang tumbuh di pekarangan kita.
Di satu sisi, ada pohon jeruk. Pohon ini memerlukan perhatian: tanah yang
baik, air yang cukup, dan sinar matahari. Perawatannya mungkin sulit, tetapi
kita tahu tujuannya. Ketika tiba musimnya, pohon itu menghasilkan buah. Buahnya
tidak hanya satu jenis, tetapi satu kesatuan: ia manis, segar, dan mengandung
vitamin. Anda tidak bisa mendapatkan hanya "kemanisan" tanpa
"kesegaran"—semua kualitas itu ada dalam satu buah jeruk. Ketika
orang melihat pohon itu berbuah, mereka tidak perlu bertanya, "Pohon apa
ini?" Buahnya sudah memberitahukannya.
Di sisi lain, ada pohon yang penuh duri. Pohon ini mungkin tumbuh liar,
tidak perlu banyak perawatan. Tetapi apa yang dihasilkannya? Hanya duri dan
bayangan, mungkin sedikit bunga yang cepat layu. Ketika kita mendekat, kita
harus berhati-hati agar tidak terluka.
Alkitab mengajarkan kita tentang identitas kita sebagai orang percaya. Kita
telah dicangkokkan pada Pokok Anggur yang benar, yaitu Kristus (Yohanes 15).
Kita dipanggil untuk menjadi seperti pohon jeruk yang menghasilkan buah yang
manis dan menyegarkan, bukan pohon duri yang melukai dan tidak berguna.
Buah yang harus kita hasilkan bukanlah hasil usaha kita sendiri yang
melelahkan, melainkan hasil dari kehidupan yang terhubung dengan Roh
Kudus—inilah yang Rasul Paulus sebut Buah Roh. Buah Roh bukanlah buah-buah
(jamak), seolah-olah kita bisa memilih untuk memancarkan kasih tanpa sukacita,
atau kesabaran tanpa kelemahlembutan. Ia adalah Buah (tunggal), satu kesatuan
sifat Kristus yang muncul secara holistik dalam diri kita, seperti semua
kualitas yang ada dalam satu buah jeruk yang matang.
Pertanyaan kita hari ini adalah: Jika orang lain melihat "buah"
yang kita hasilkan dalam interaksi sehari-hari, apakah mereka akan tahu bahwa
kita adalah pengikut Kristus?
Poin-Poin Khotbah
I.
Buah Roh adalah Bukti Kehidupan yang Dipimpin
oleh Roh (Ayat 22a)
·
Bukan Hasil Usaha Manusia: Buah Roh (kasih,
sukacita, dll.) adalah anugerah, bukan sesuatu yang dapat kita paksakan atau
"capai" dengan kekuatan diri sendiri. Itu adalah hasil dari Roh Kudus yang bekerja di dalam
kita ($Galatia\ 5:16$).
·
Kontras
dengan Perbuatan Daging: Paulus membandingkan Buah Roh dengan "perbuatan
daging" (nafsu, sihir, iri hati, dsb. - Galatia 5:19-21). Perbuatan daging
adalah apa yang kita lakukan ketika kita hidup menurut kehendak diri sendiri;
Buah Roh adalah siapa kita jadi ketika kita hidup menurut kehendak Roh Kudus.
·
Tanda Transformasi: Ketika Buah Roh mulai
muncul, itu adalah bukti yang paling nyata bahwa ada sesuatu yang baru, yang
ilahi, yang hidup di dalam hati kita.
II.
Buah
Roh dalam Tiga Dimensi Kehidupan Sehari-hari (Ayat 22-23)
·
Sembilan
sifat ini dapat dilihat dalam tiga kelompok interaksi kita sehari-hari:
|
Dimensi |
Sifat |
Penerapan
Sehari-hari |
|
Hubungan
dengan Allah |
Kasih,
Sukacita, Damai Sejahtera |
Kasih
kepada Allah, sukacita meski dalam kesulitan (Filipi 4:4), dan damai
sejahtera yang mengatasi kecemasan dunia (Yohanes 14:27). Ini adalah
fondasi. |
|
Hubungan
dengan Sesama |
Kesabaran,
Kemurahan, Kebaikan |
Kesabaran dalam menghadapi kemacetan atau kesalahan orang lain. Kemurahan
(kelembutan hati) untuk menolong tanpa pamrih. Kebaikan dalam ucapan
dan tindakan kita kepada keluarga, rekan kerja, dan bahkan musuh. |
|
Hubungan
dengan Diri Sendiri |
Kesetiaan,
Kelemahlembutan, Penguasaan Diri |
Kesetiaan pada komitmen dan janji (termasuk pada janji nikah dan panggilan). Kelemahlembutan
(kekuatan yang dikendalikan) saat menghadapi kritikan. Penguasaan Diri
dalam keinginan, emosi, dan kata-kata kita (misalnya, saat marah atau di
media sosial). |
III.
Buah
Roh: Tidak Ada Hukum yang Menentangnya (Ayat 23b)
·
Relevansi
Universal: Paulus menutup dengan pernyataan kuat: "Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu." Artinya, tidak ada otoritas, budaya, atau keadaan
yang dapat menganggap Buah Roh sebagai hal yang salah.
·
Kesaksian
yang Kuat: Sembilan sifat ini adalah bahasa universal. Kasih, sukacita, dan
penguasaan diri selalu diakui sebagai kebajikan. Ketika kita memancarkannya,
kita menjadi saksi yang paling efektif bagi Kristus tanpa perlu banyak
berdebat.
·
Tantangan:
Jika kita sering kali memancarkan pertengkaran, iri hati, dan amarah (perbuatan
daging), itu menunjukkan bahwa kita perlu kembali menyambungkan diri kita
kepada Roh Kudus (Pokok Anggur) melalui doa, pembacaan Firman, dan ketaatan.
Penutup/Aplikasi
Saudara-saudara, Buah Roh tidak untuk dipajang pada hari Minggu, tetapi
untuk dikonsumsi setiap hari.
1.
Evaluasi
Diri: Tanyakan pada diri Anda: Sifat manakah dari sembilan Buah Roh yang paling
sulit Anda wujudkan hari ini? (Misalnya, kesabaran saat mengurus anak, atau
penguasaan diri saat diuji).
2.
Berdoa:
Berdoalah, "Roh Kudus, berilah aku kekuatan untuk hari ini. Aku tidak
dapat menghasilkan Buah-Mu dengan kekuatanku, tetapi aku mau mengizinkan Engkau
bekerja melalui aku."
3.
Tinggallah
dalam Kristus: Sama seperti pohon jeruk harus tetap menancap di tanah untuk
mendapat nutrisi, kita harus tetap tinggal dalam Kristus agar Roh-Nya mengalir
dan menghasilkan Buah-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Posting Komentar untuk "Buah Roh dalam Kehidupan Sehari-hari | Galatia 5:22-23"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.