Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Najis | 1 Petrus 1:15–16

 

Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Najis | 1 Petrus 1:15–16


1 Petrus 1:15–16 (TB)

"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Jadilah kamu kudus, sebab Aku kudus."

Pendahuluan / Ilustrasi

Bayangin kamu lagi beli sepatu putih baru—putihnya tuh sampai nyala kaya LED, sampai bikin kamu ngerasa jadi idol K-pop kalau jalan. Tapi kamu harus lewat jalanan becek yang banyak lumpur. Jalan terus atau kasih muter dulu? Kalau kena dikit aja, kelar aesthetic-nya.

Nah, hidup kita sebagai orang percaya itu kayak sepatu putih. Dunia di sekitar kita penuh godaan, dosa, dan cara hidup yang gak nyambung sama standar Allah—“jalanannya becek banget.” Tapi Alkitab bilang kita bukan disuruh masuk gua dan kabur dari dunia. Kita tetap hidup di tengahnya — sekolah, kerja, sosial media, pergaulan, entertainment — dan justru di situlah Allah mau kita tampil kudus, beda, dan memantulkan karakter-Nya.

Tentu, berikut adalah draf materi khotbah dengan tema "Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Najis" berdasarkan nas 1 Petrus 1:15–16.

1.   Eksplorasi Nas: Panggilan yang Mendasar (1 Petrus 1:15–16)

a.   Standar Kekudusan: Dia yang Memanggil (Ay. 15a)

·         Identifikasi Pemanggil: "Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu." Pemanggil kita adalah Allah Tritunggal, Pribadi yang secara hakikat adalah Kudus (Yesaya 6:3).

·         Kekudusan Allah: Kekudusan Allah adalah atribut-Nya yang paling utama; itu berarti Ia terpisah dari segala dosa dan kejahatan, unik, dan mulia.

·         Implikasi: Karena kita dipanggil oleh-Nya, maka standar kekudusan kita tidak diukur berdasarkan standar masyarakat, budaya, atau bahkan umat lain, melainkan berdasarkan kekudusan Allah sendiri.

b.   Perintah yang Jelas: Jadilah Kudus (Ay. 15b–16)

·         Perintah: "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu..." dan "Jadilah kamu kudus, sebab Aku kudus."

·         Sifat Perintah: Ini adalah perintah alkitabiah (dicantumkan dari Imamat 11:44), bukan sekadar saran. Ini adalah esensi dari menjadi umat perjanjian Allah.

·         Cakupan: Kekudusan harus mencakup "seluruh hidupmu" (bandingkan dengan terjemahan lain: "segala tingkah lakumu"). Ini berarti kekudusan harus termanifestasi dalam setiap aspek: Pikiran (apa yang kita renungkan), Perkataan (bagaimana kita berbicara), Perbuatan/Tindakan (bagaimana kita menjalani hidup, di rumah, di kantor, di media sosial).

2.   Implementasi: Bagaimana Hidup Kudus di Dunia yang Najis?

a.   Mengubah Pola Pikir (Roma 12:2)

·         Kekudusan dimulai dari transformasi pikiran. Dunia menawarkan nilai-nilai materialistis, hedonisme, dan relativisme moral.

·         Tindakan: Kita harus secara sadar tidak menyesuaikan diri dengan pola dunia, tetapi mengizinkan Roh Kudus memperbaharui pikiran kita agar kita dapat membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.

b.   Hidup dalam Ketaatan Radikal (Yohanes 14:21)

·         Kekudusan adalah ketaatan aktif. Dunia menawarkan jalan pintas, kompromi, dan pembenaran diri.

·         Tindakan: Kita menunjukkan kekudusan dengan mengasihi dan melakukan perintah-Nya, bahkan ketika itu tidak populer, sulit, atau merugikan diri sendiri secara duniawi. Ini berarti memilih kejujuran, kesetiaan, kemurahan hati, dan pengampunan.

c.    Memisahkan Diri, Bukan Mengisolasi Diri (Yohanes 17:15–16)

·         Kekudusan adalah pemisahan moral, bukan pemisahan geografis.

·         Pemisahan: Kita harus "terpisah" dari najisnya dosa, dari praktik dan filosofi dunia yang bertentangan dengan firman Tuhan.

·         Kehadiran: Kita tetap berada di dalam dunia (di tempat kerja, di sekolah, di pasar) sebagai terang (Matius 5:14) dan garam (Matius 5:13) untuk membawa pengaruh kekudusan Allah, bukan untuk menyerap kenajisan dunia.

3.   Penutup dan Panggilan Respons

·         Kesimpulan: Panggilan untuk hidup kudus adalah sebuah hak istimewa dan tanggung jawab yang serius. Itu adalah tanda bahwa kita benar-benar milik Allah. Kekudusan adalah pengakuan bahwa Allah itu Kudus dan kita adalah anak-anak-Nya.

·         Penghiburan: Kita tidak melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Allah yang memanggil kita juga yang memampukan kita melalui karya Roh Kudus (Filipi 2:13).

·         Panggilan:

1.   Apakah ada area dalam hidup Anda (pikiran, perkataan, tindakan) yang masih berkompromi dengan kenajisan dunia?

2.   Hari ini, mari kita memperbaharui komitmen kita untuk hidup sebagai orang-orang yang telah ditebus, menyatakan melalui seluruh hidup kita: "Jadilah aku kudus, sebab Engkau kudus."

Posting Komentar untuk "Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Najis | 1 Petrus 1:15–16"